LIDAH DIPOTONG, GINJAL DIAMBIL


INI adalah kisah nyata yang terjadi di Kota Pekanbaru. Beberapa waktu yang lalu seorang ibu yang merupakan istri seorang dosen di Kota Pekanbaru telah kehilangan anak laki-lakinya berusia belia. Kira-kira umurnya 8 hingga 9 tahun (kelas 2 SD) Anak itu berparas cukup ideal sehat dan pintar.

Setelah sepekan hilang dengan segala upaya dicari, tetapi tidak membuahkan hasil. Lima belas hari kemudian salah seorang dosen lain yang merupakan teman dari suaminya melihat seorang anak dengan pakaian lusuh compang-camping dan telah menjadi pengemis yang fakir dan papa. Teman dosen itu melihat anak yang dimaksud di salah satu kota besar di Jepang.

Dia kaget dan mengira-ngira rasanya dia pernah lihat anak itu. Akhir kata dia ingat, itu adalah putra teman yang seprofesi dengannya di Pekanbaru. Kemudian dengan segera dia menelepon ke Pekanbaru dari Jepang. Ternyata benar anak itu adalah anak temannya. Singkat cerita anak itu akhirnya diboyong kembali ke Indonesia. Alangkah gembiranya si ibu ketika tahu anaknya akan kembali.

Tapi apa yang terjadi? Anak itu memang bisa pulang dan bertemu dengan kedua orang tuanya, tetapi tidak bisa lagi bicara karena telah kehilangan lidahnya yang sengaja dipotong supaya tidak bisa memberikan informasi. Apa yang terjadi dengan anak itu? Setelah diperiksakan ke dokter ternyata salah satu ginjalnya telah diambil secara paksa melalui operasi untuk dijual kepada yang membutuhkan.

Alangkah malangnya nasib anak itu, setelah ginjalnya diambil dia harus kehilangan lidahnya agar tidak bisa dikorek informasi darinya. Dan ibu si anak sangat stres dengan kejadian ini. Di mana hati nurani orang yang telah berbuat zalim ini. Dia dapat keuntungan dari menjual dan mencuri ginjal tetapi balasannya dia menuntut untuk memotong lidah anak yang telah diambil ginjalnya tadi.

Ini pelajaran buat kita semua untuk hati-hati terhadap anak-anak kita. Jangan sekali-kali lepas dari perhatian kita. Apalagi ketika membawa mereka ke tempat keramaian seperti pasar dan mal serta tempat wisata lainnya. Kemudian kalau anak-anak tersebut pergi ke sekolah sebaiknya ada kakak atau temannya yang menemani kalau orang tuanya tak bisa.

Semoga kisah pilu ini tidak terjadi pada keluarga kita. Dan semoga orang zalim seperti itu mendapat ganjaran yang setimpal. Kok ada manusia yang begitu zalim di dunia ini. Mulanya saya mengira hanya ada di film dan sinetron.

Dr Leo Marcelinus Handoko HP SpKJ MSc, Psychiatrist And Consultant of Nerve Revitalization.